Sunday, December 29, 2013

"SOTO AYAM MEDAN" SUMATRA AUTHENTIC FOOD

Yesterday, I hosted some friends on my Father's 10th day death commemoration at my apartment in Lincoln NE, USA. My family also did the same ceremony back home (in Banda Aceh-Indonesia) on the same day. For the event, I decided to cook a chicken soup called "Soto Medan". Alhamdulillah, surprisingly the soup resulted many positive comment from some friends. One of my friend from Tunisia, Imen, asked me the recipe of the soup coz she loved it. Oh.. well then let's share to everyone :)

For your information Soto Medan is very easy to make. The only concern is that prepare yourself to go shop at the Asian Store and Arab Store coz you will need to buy some ingredients from there. So.. here is the recipe

Ingredients:

  • 1 Whole Chicken, cut into 4 or 8 (If you only eat halal or kosher labeled chicken/ meat you can find it at the Arab Store or any store sells kosher meat. I know some super saver store sell halal chicken and I knew whole food sells kosher chicken and meat )
  • Salt
  • Sugar
  • Chicken broth cube (about 1-2)
  • Oil to fry about 5 table spoon
  • 3 medium bay leaves
  • 1 cinnamon stick (about 2 inch long)
  • 1/4 tea spoon nutmeg powder
  • 1 littre or more water 
  • 1 can (450 ml) coconut milk (I like to use the Aroy D coconut milk for dessert from Asian store but you can use any coconut milk)
  • 3 green onion (slice)
  • some celery leaves (chop)
  • Fried Shallot 
Spice Paste (mix with food processor):
  • 10 shallot
  • 6 cloves garlic
  • 1.5 inch ginger
  • 1.5 inch galangal
  • 1/2 inch of turmeric or 1 table spoon turmeric powder
  • 1 teaspoon coriander seeds (stir on a hot pan without oil)
  • 1 teaspoon pepper seeds (stir on a hot pan without oil)
  • 1/2 teaspoon cumin seeds (stir on a hot pan without oil)
  • 5 candle nut (stir on a hot pan without oil)
Additional Ingredients:
  • Homemade fried potato chips
  • Bean spout
  • chilly paste (from thai chilly)
  • lemon/lime juice
  • Sweet soy sauce (find Indonesian brand hehehe)
Method:
  1. Heat up the oil and add all the bay leaves and cinnamon stick followed by the spice paste. stir the ingredients until it smells good. 
  2. Add chicken, salt, a little sugar and chicken broth cube and then add water. Boil until the chicken cooked.
  3. Take out the chicken, separate the bones. Take the bones back into the soup. Then shred the chicken (you can fried the chicken before shred it)
  4. Into the soup, add coconut milk and maybe water (if needed) and add more salt. Boil the soup and stir it until it well boiled. and done
  5. Prepare in a bowl shredded chicken+fried potato chips+bean sprout+pour the soup+sliced celery and green onion+fried shallot
and.. your soto medan is ready :)

Wednesday, December 25, 2013

KARNA ALLAH MAHA BAIK (AR RAHMAN & AR RAHIM)

3 bulan lalu saya baru saja pulang ke Indonesia dari US karna saya berencana menyelesaikan thesis s2 saya di Indo dengan pertimbangan lebih hemat dari sisi ekonomi. Semua menentang keputusan saya, termasuk Bunda dan advisor saya dengan alasan saya tidak akan fokus di Indo. Tapi saya insist (maksa) ingin pulang dengan berbagai alasan. Sampai akhirnya ketika saya seminggu pertama di Indo, saya tidak dapat focus dan merasa “mungkin keputusan saya salah

3 minggu pertama di Indo, kondisi Ayah saya terus melemah namun tidak drastis. Minggu ke 4 saya mendapat kabar duka dari satu satu nya paman saya dari sisi ayah saya (abang dari ayah saya). Beliau kembali menghadap Allah setelah sempat diopname di Rumah Sakit. Saya sangat bersyukur karna Allah mengizinkan saya bertemu dengan beliau ketika beliau dirawat di Rumah Sakit. Rasanya lebih dari 5 tahun kami tidak bertemu dan tidak pernah saya duga bahwa itu akhir pertemuan kami disaat beliau masih bernyawa.

Saya pun berfikir, mungkin inilah kenapa Allah menakdirkan kepulangan saya ke Banda Aceh.

Minggu ke 5 ayah saya sakitnya bertambah parah dan ayah dan saya berencana berangkat berobat ke Malaysia bersama saya dan Bunda. Sayangnya di minggu ke 6 saya di Indonesia kami terpaksa tidak jadi berangkat karna ayah drop tidak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Minggu ke 7 kami habiskan bersama keluarga di rumah sakit karna ayah harus dirawat setelah menjalani operasi. Di minggu minggu ini saya semakin yakin bahwa ini semua rencana Allah. Walaupun sedih, rasa syukur atas kesempatan berada disisi ayah dimasa sulitnya jauh lebih besar dan berarti.

Minggu ke 8 kami kembali ke rumah dan memutuskan rawat jalan. Minggu 8-11 kami habiskan bersama di rumah dengan mengupayakan berbagai pengobatan kepada beliau dan tentunya memotivasi beliau untuk terus berjuang melawan penyakitnya. Alhamdulillah dengan kondisi yang naik-turun, ayah menunjukkan semangat beliau untuk sembuh. Sempat saya mengatakan pada ayah bahwa saya akan menunda kepulangan saya dan melanjutkan studi di semester berikutnya demi beliau, namun jawaban beliau adalah “apa yang una bilang itu nak, jangan!” Maksud beliau adalah agar saya tetap dengan rencana saya untuk kembali ke US di bulan desember dan segera menyelesaikan studi saya.

Minggu ke 12 saya harus kembali ke US, di hari saya kembali, saya habiskan waktu waktu terakhir saya bersama beliau. Saya suapi makannya, potong kukunya, dan saya cukur jenggotnya hingga wajah ayah terlihat bersih. Ayah tidak seperti biasanya, hari itu beliau terlihat bersemangat. Ayah juga jauh lebih responsive dengan tingkat kesadaran yang lebih baik dari biasanya. Akhirnya tibalah waktu saya untuk berangkat ke bandara. Tidak seperti biasanya saat melepas kepergian saya, kali ini Ayah berkata “selamat jalan” smoga cepat selesai dan dua kecupan dari saya ke wajah Ayah menjadi salam perpisahan terakhir kami. Sedih rasanya namun saya tepis jauh jauh perasaan itu karna saya yakin saya akan kembali bertemu Ayah di awal maret nanti setelah menyelesaikan sidang akhir thesis saya.

Sejak menginjakkan kaki di Negri Paman Sam ini, tidak satu haripun saya lupa menanyakan ke adik laki laki saya tentang kabar ayah. Awal minggu pertama saya di US saya sempatkan untuk skype dengan beliau dan tenang rasanya saya melihat beliau sadar dan tidak lupa seperti biasanya (Ayah saya sebelumnya sering hilang ingatan sesaat).

Hari hari berikutnya di minggu pertama saya di US saya sempat 2 hari tidak dapat kabar dari adik saya yg membuat saya khawatir sampai akhirnya saya mendapat kabar di malam selasa bahwa beliau sudah 2 hari dirawat di rumah sakit.
Mendengar kabar tersebut tentunya bagaikan petir di siang hari. Namun adik saya selalu menenangkan saya dengan berkata "ayah is doing alright Kak Una"

Selasa kemarin saya sungguh tidak tenang. Rasanya selalu ingin menangis entah kenapa. Malam rabu saya mengapat kabar grmbira dari teman saya yg membuat saya sangaaaat bahagia namun menangis mengingat ayah saya hingga saya berdoa

"Yaaa Allah, jika engkau dengar doaku untuknya maka dengarkanlah doaku untuk ayah ku"

Malam itu saya entah mengapa terus mengingat ayah saya. Saya mulai berdoa untuk kesembuhan beliau sampai akhirnya saya focus berdoa

"Ya Allah, Jika tiba waktunya ayah harus kembali kepada Mu ya Allah. Slamatkanlah Imannya dan izinkan beliau kembali kepadamu dengan cara khusnul khatimah"

Saya terus fokus dengan doa tersebut dan terus menangis hingga malam itu sayapun terlelap dalam tangisan dan doa saya. Rabu pagi dini hari jam 5 waktu midwest USA atau menjelang magrib di Banda Aceh, Saya terbangun mendengar notification bbm dari kakak sepupu saya di jakarta. Dia pun menanyakan apakah saya sudah mendapat kabar?

Saya liat status bbm Kakak sepupu saya bertuliskan
"Selamat jalan om"

Sontak saya bertanya “siapa yg meninggal?”

Dan kakak sepupu saya menjawab
Bahwa ayah saya telah meninggalkan saya untuk selamanya.
Penyesalan.. Kesedihan.. Sakit yg tidak dapat saya ucapkan tiba tiba mengambil semua energi saya untuk menangis dan terus menangis. Ditemani roommate saya, Saya menangis menanhan rasa sakit ditinggal Ayah.

Tapi setelah saya tenang saya istighfar dan mensyukuri betapa indahnya rencana Allah dan betapa indah cara Allah mengambil kembali ayah yg sangat saya cintai dan sayangi, tidak ada yang saya sesali karna ini adalah kebaikan dari Allah.
  • Kebaikan atas pertemuan saya dan keluarga saya
  • Kebaikan atas akhir penderitaan ayah saya atas sakitnya
  • Kebaikan telah memberi saya kesempatan merawatnya dan menghabiskan waktu bersamanya
  • Kebaikan karna Allah menghapus dosa-dosa ayah selama ayah menderita dalam sakitnya
  • Kebaikan karna memberikan saya teman-teman yg baik yg menyemangati saya hingga saya bisa tabah dan tegar.

·   
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
(Q.S: Arrahman)
Maka Nikmat Tuhan Kamu yang Manakah yang Kamu Dustakan


Jika saya menangis sekarang ini, saya bahagia dan bersyukur karna tangis saya bukan tangis penyesalan tapi tangis rindu dan kebahagiaan mengenang kebersamaan saya bersama ayah, menjadi satu satu nya anak perempuan ayah dan menjadi anak tertuanya, kakak bagi dua adik laki laki saya.

‫فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
(Q.S: Al Insyirah: 5-6)
“Karena sesunggunya sesudah kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

HARI INI 9 TAHUN TSUNAMI, 9 HARI MENINGGALNYA AYAH

Salah satu kenangan terbesar Una akan tsunami 2004 adalah kebesaran Allah memberikan kesempatan hidup bagi keluarga kami khususnya bagi Ayah Una tercinta

Belum Ajal

Seminggu tepatnya sebelum tsunami terjadi, Ayah sedang ada dinas di Meulaboh/Nagan Raya. Beliau harusnya pulang tepat hari minggu 26 Desember 2004. Tapi beliau memutuskan pulang lebih awal yaitu hari jumatnya karna hari minggu sore una harus kembali masuk asrama SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan seninnya Una dan Opin akan menghadapi ujian semester di sekolah kami masing masing (Opin waktu itu masih sekolah di MTsN I Model Banda Aceh).

Alhamdulillah Ayah tidak pulang ke Banda hari minggu.. Alhamdulillah Ayah selamat.

Hari minggu 26 Desember 2004, sesaat setelah gempa, ayah keluar dari rumah tidak lama sebelum gelombang tsunami datang. Ketika Una, Bunda, Cek Nas, Amira dan Aufa yang masih bayi menyelamatkan diri ke lantai 2, yg ada dipikiran una adalah doa “Yaa.. Allah selamatkan Ayah.. Una belum siap jadi yatim” duka menyaksikan amukan kedahsyatan tsunami dan membayangkan Ayah yg telah tiada membuat mata ini menangis hingga tak berair mata. Beberapa jam setelah tsunami reda kami diselamatkan oleh seseorang dan kamipun mengungsi ke meunasah lamgugob. Tidak lama ayah datang dengan baju basah karna air tsunami (karena ketika kembali pulang yang pertama Ayah lakukan adalah mencari kami di rumah). Ternyata ayah selamat karna ada suara yg memanggilnya untuk melaju kearah yg aman. Tidak bisa diungkapkan kebahagiaan dan haru yang kami rasakan waktu itu.

Alhamdulillah Ayah tidak terkena gelombang tsunami.. Alhamdulillah Ayah selamat

Beberapa bulan setelah tsunami, ayah bolak balik kembali ke rumah untuk bersih bersih(waktu itu kami masih mengungsi di rumah Ibuk di Lueng Bata). Saat bersih bersih sekitar rumah, sebuah paku berkarat berukuran besar dengan panjang se-ibu jari bersarang di telapak kaki kiri Ayah. Paku itu menyebabkan luka yg cukup parah dan sakit yang lama bagi Ayah. Kondisi ayah semakin mengkhawatirkan kami semua karna waktu itu Ayah juga penderita Dabetes Militus (Waktu itu masih Tipe I). Luka kecil saja butuh waktu lebih panjang dari orang normal untuk sembuh, apalagi luka dalam yg diakibatkan oleh paku berkarat tersebut. Untungnya ditemani Pak Wo, Ayah ditangani oleh dokter asal Korea yang waktu itu menjadi relawan, dan Ayahpun sembuh seperti sedia kala.

Alhamdulillah Ayah sembuh.. Alhamdulillah Ayah selamat

Hari ini diperingatan tsunami yang ke 9 Tahun, Ayah tidak lagi bersama kami karna ini adalah hari ke 9 kepergiannya kembali menghadap Allah Subhanahu Wata’ala.
Tapi syukur kami tidak akan pernah putus. Terima kasih Allah memberikan extra 9 tahun bagi kami untuk menikmati waktu bersama Ayah. Jika Allah menghendaki Allah bisa saja memanggil kembali Ayah 9 tahun yang lalu. Tapi Allah Maha Baik (Pengasih & Penyayang) serta Maha Kuasa. Allah memanggil Ayah di saat yang tepat.. yang baik baginya.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
(Q.S. An-Naml : 19)"

........ "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".