Wednesday, December 25, 2013

HARI INI 9 TAHUN TSUNAMI, 9 HARI MENINGGALNYA AYAH

Salah satu kenangan terbesar Una akan tsunami 2004 adalah kebesaran Allah memberikan kesempatan hidup bagi keluarga kami khususnya bagi Ayah Una tercinta

Belum Ajal

Seminggu tepatnya sebelum tsunami terjadi, Ayah sedang ada dinas di Meulaboh/Nagan Raya. Beliau harusnya pulang tepat hari minggu 26 Desember 2004. Tapi beliau memutuskan pulang lebih awal yaitu hari jumatnya karna hari minggu sore una harus kembali masuk asrama SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan seninnya Una dan Opin akan menghadapi ujian semester di sekolah kami masing masing (Opin waktu itu masih sekolah di MTsN I Model Banda Aceh).

Alhamdulillah Ayah tidak pulang ke Banda hari minggu.. Alhamdulillah Ayah selamat.

Hari minggu 26 Desember 2004, sesaat setelah gempa, ayah keluar dari rumah tidak lama sebelum gelombang tsunami datang. Ketika Una, Bunda, Cek Nas, Amira dan Aufa yang masih bayi menyelamatkan diri ke lantai 2, yg ada dipikiran una adalah doa “Yaa.. Allah selamatkan Ayah.. Una belum siap jadi yatim” duka menyaksikan amukan kedahsyatan tsunami dan membayangkan Ayah yg telah tiada membuat mata ini menangis hingga tak berair mata. Beberapa jam setelah tsunami reda kami diselamatkan oleh seseorang dan kamipun mengungsi ke meunasah lamgugob. Tidak lama ayah datang dengan baju basah karna air tsunami (karena ketika kembali pulang yang pertama Ayah lakukan adalah mencari kami di rumah). Ternyata ayah selamat karna ada suara yg memanggilnya untuk melaju kearah yg aman. Tidak bisa diungkapkan kebahagiaan dan haru yang kami rasakan waktu itu.

Alhamdulillah Ayah tidak terkena gelombang tsunami.. Alhamdulillah Ayah selamat

Beberapa bulan setelah tsunami, ayah bolak balik kembali ke rumah untuk bersih bersih(waktu itu kami masih mengungsi di rumah Ibuk di Lueng Bata). Saat bersih bersih sekitar rumah, sebuah paku berkarat berukuran besar dengan panjang se-ibu jari bersarang di telapak kaki kiri Ayah. Paku itu menyebabkan luka yg cukup parah dan sakit yang lama bagi Ayah. Kondisi ayah semakin mengkhawatirkan kami semua karna waktu itu Ayah juga penderita Dabetes Militus (Waktu itu masih Tipe I). Luka kecil saja butuh waktu lebih panjang dari orang normal untuk sembuh, apalagi luka dalam yg diakibatkan oleh paku berkarat tersebut. Untungnya ditemani Pak Wo, Ayah ditangani oleh dokter asal Korea yang waktu itu menjadi relawan, dan Ayahpun sembuh seperti sedia kala.

Alhamdulillah Ayah sembuh.. Alhamdulillah Ayah selamat

Hari ini diperingatan tsunami yang ke 9 Tahun, Ayah tidak lagi bersama kami karna ini adalah hari ke 9 kepergiannya kembali menghadap Allah Subhanahu Wata’ala.
Tapi syukur kami tidak akan pernah putus. Terima kasih Allah memberikan extra 9 tahun bagi kami untuk menikmati waktu bersama Ayah. Jika Allah menghendaki Allah bisa saja memanggil kembali Ayah 9 tahun yang lalu. Tapi Allah Maha Baik (Pengasih & Penyayang) serta Maha Kuasa. Allah memanggil Ayah di saat yang tepat.. yang baik baginya.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
(Q.S. An-Naml : 19)"

........ "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

No comments:

Post a Comment